Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 31 Desember 2021 | 05:55 WIB
Pengungsi dari Myanmar yang melarikan diri dari gelombang kekerasan duduk dalam antrean saat mereka diproses di Mae Tao Phae, distrik Mae Sot, Thailand, pada (16/12/2021). [HANDOUT / METTA CHARITY / AFP]

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin pemenang Hadiah Nobel Aung San Suu Kyi.

Beberapa penentang militer telah mengangkat senjata, terkadang bergabung dengan gerilyawan etnis minoritas yang telah bertahun-tahun memerangi pemerintah untuk penentuan nasib sendiri di berbagai bagian Myanmar, termasuk Negara Bagian Kayah di timur.

Sejak kudeta, lebih dari 1.300 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dan lebih dari 11.000 orang dipenjara, menurut hitungan oleh kelompok hak asasi manusia Asosiasi untuk Bantuan Tahanan Politik.

Namun, militer membantah jumlah korban tewas yang disebutkan kelompok itu. (Antara)

Baca Juga: Lebih dari 30 Warga Sipil Dilaporkan Tewas dalam Pembantaian di Myanmar

Load More