SuaraSulsel.id - Hujan lebat yang mengguyur Sulawesi Selatan sejak dua hari lalu mengakibatkan banjir bandang di sejumlah kabupaten/kota. Akibatnya, jalan trans Sulawesi lumpuh total.
Jalan poros Kabupaten Barru dan Kota Parepare misalnya, ketinggian air dilaporkan hingga satu meter.
Tingginya air membuat jalur darat tersebut tidak bisa dilalui sama sekali oleh kendaraan. Bahkan banyak kendaraan yang mogok di tengah jalan karena nekat melintas.
Jalur poros Kabupaten Soppeng-Wajo juga demikian. Pengendara yang hendak lewat bahkan disuruh putar balik.
Baca Juga: Jalan Raya Kota Mataram Kebanjiran, Terjadi Kemacetan di Beberapa Titik
"Tinggi air, deras sekali arusnya," kata salah satu warga dalam video yang beredar di media sosial, Senin, 6 Desember 2021.
Saking tingginya, sawah di pinggir jalan terlihat sudah seperti lautan. Masyarakat diminta agar tidak ada yang nekat melewati jalan tersebut.
Banjir bandang di Kabupaten Soppeng diakibatkan oleh waduk Ompo yang meluap. Dua rumah bahkan hanyut tersapu arus sungai.
Di Kota Makassar juga sejumlah titik dilaporkan banjir. Seperti Jalan Andi Pangerang Pettarani. Tinggi air mencapai lutut orang dewasa.
Begitu pun di depan Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulsel jalan Daeng Ngawing, Makassar.
Baca Juga: Demi Evakuasi Emak-emak, Polisi Totalitas Terjang Banjir sampai Basah Kuyup
Kepala BPBD Sulsel Muh Firda mengatakan, sejumlah daerah sudah melaporkan soal kondisi banjir di daerahnya. Tim penanganan bencana juga sedang melakukan pendataan.
Beberapa daerah yang dilaporkan banjir yakni Luwu, Palopo, Makassar, Wajo, Soppeng, dan Barru.
"Logistik dan peralatan siap. Tim sementara melakulan pendataan. Yang cukup besar memang di Soppeng," kata Firda.
Selain itu, kata Firda, daerah Enrekang dan Toraja perlu diwaspadai. Disana sangat rawan terjadi longsor.
Firda menjelaskan cuaca buruk masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Bahkan hujan lebat diprediksi terjadi hingga Selasa, 7 Desember 2021.
Ia meminta agar masyarakat selalu siaga dan waspada. Apalagi bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai, pesisir, dan daerah rawan longsor.
"Masyarakat di pesisir dan pulau kita minta waspadai abrasi dan banjir rob. Untuk nelayan juga begitu karena ombak naik sampai 2,5 meter," ungkapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Oli Mesin Tercampur Air, Musuh Tersembunyi di Balik Banjir
-
Mobil Terendam Banjir? Jangan Langsung Nyalakan Mesin
-
Fenomena Super New Moon, 11 Kelurahan di Jakut dan Kepulauan Seribu Berpotensi Terendam Banjir Rob
-
Ketika Mobil Listrik Wuling Air EV Terabas Banjir, Berjalan Santai Tanpa Halangan
-
Berita Kemarin: Banjir Kepung Permukiman Warga, JLF Sepi Pengunjung Imbas Ekonomi Lesu
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Lokasi Judi Sabung Ayam di Kabupaten Gowa Dibakar
-
Wakil Presiden yang Tegur Menteri Pertanian Amran Sulaiman: Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin
-
Wagub Sulsel Kagum! PT Vale Buktikan Tambang Bisa Jadi Penjaga Bumi
-
BRI Dukung Batik Tulis Lokal Lamongan Menjangkau Pasar Global
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan