SuaraSulsel.id - Festival permainan tradisional digelar di halaman Kantor Lurah Sikeli, Kecamatan Kabaena Barat, Bombana. Acara diinisiasi oleh Relawan Rumah Baca Laica Abbacaang pada Minggu (7/11/2021).
Lama tidak pernah terlihat dimainkan, permainan tradisional ini tidak hanya dimainkan anak-anak, orang dewasa juga ikut bermain.
Selaku koordinator festival permainan tempo dulu ini, Syamsiah Lukman saat dikonfirmasi menuturkan, kegiatan seperti ini awalnya kerap dilaksanakan namum terhenti akibat pandemi COVID-19.
Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, tampak animo masyarakat terhadap permainan yang hampir punah ini sangat tinggi. Terbukti, kata dia, permainan yang biasa dimainkan anak-anak, justru ikut dimeriahkan oleh orang dewasa.
"Kegiatan edukasi begini pernah kami lakukan namun terpaksa berhenti karena pandemi. Hari ini kami jadwalkan untuk anak-anak, ternyata orang dewasa juga ikut meramaikan," ucap Syamsiah kepada Telisik.id.
Adapun jenis permainan tradisional yang dimainkan dalam festival ini di antaranya, lompat tali, dorong ban, main kelereng, ular tangga, gasing, congklak, donggak tempurung, tiup balon, mini, patte, dan menggambar.
"Rencananya kami akan rutin melakukan hal seperti ini untuk dilestarikan kembali," tambahnya.
Dikatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak, mengajak kakak-kakak untuk bernostalgia, bahwa ada permainan yang bisa dimainkan dengan penuh kegembiraan, kebersamaan, semangat yang membuat fisik kita bergerak, dan tentu saja menjaga keakraban satu sama lain. Hari ini, kita bermain bersama dan belajar bersama bahwa banyak hal sederhana di sekeliling kita yang bisa membuat hati gembira," tulis Relawan Rumah Baca Laica Abbacaang, dikutip dari laman Facebook-nya.
Terpisah, Lurah Sikeli, Khairil mengungkapkan, dirinya mengapresiasi kelompok masyarakat yang berinisiatif memperkenalkan kembali permainan yang hampir hilang.
Baca Juga: Squid Game Viral, Ini 5 Permainan Tradisional Indonesia yang Serupa
"Ini perlu didukung, karena perkembangan teknologi berdampak pada perubahan sosial. Keakraban antara anak berbeda jika dibandingkan dengan generasi yang pernah mengisi harinya dengan permainan tradisional seperti ini," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Gubernur Sulsel Luncurkan Program Mandiri Benih Padi Andalan 2025
-
Gubernur Sulsel: KKSS Jadi Wadah Pemersatu Dunia
-
Pemprov Sulsel Apresiasi Layanan Kesehatan Gratis dan Pasar Sembako Murah KKSS
-
Kronologi Lengkap Tewasnya Polisi di Tangan PNS Gara-gara Cemburu
-
Riset Nanotheranostics Penanganan Kanker Payudara Mahasiswa Unhas Raih Juara 1