SuaraSulsel.id - Ratusan orang jadi korban banjir di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Sebab hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Tanrutedong serta Danau Sidenreg memicu terjadinya banjir pada hari Minggu (29/8/2021) pukul 21.00 WITA.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidenreng Rappang tercatat sebanyak 652 jiwa terdampak kejadian tersebut.
Tak hanya itu, peristiwa ini itu juga mengakibatkan 163 unit rumah dan lahan pertanian seluas 275 hektar terdampak.
Daerah yang penduduknya mengalami dampak yakni Kelurahan Salomallori dan Desa Kalosi di Kecamatan Dua Pitue, kemudian Kelurahan Wette’e di Kecamatan Panca Lautang.
Baca Juga: Puluhan Rumah Warga di Asahan Terendam Banjir
Berdasarkan hasil pemantauan visual hari ini (1/9) pukul 12.00 WIB terdapat beberapa titik yang masih tergenang banjir, tinggi muka air berkisar 50 – 250 sentimeter diantaranya di Kecamatan Panta Lautang.
Merespond hal ini, BPBD Kabupaten Sidenreng Rappang yang sebelumnya sudah meneruskan informasi peringatan dini kepada perangkat daerah setempat.
Memanfaatkan jaringan komunikasi _Whatsapp Group_ yang terhubung dengan para perangkat daerah, informasi dikirimkan untuk menjadi perhatian bersama dalam mengambil sikap mitigasi awal yang dianggap perlu.
Selain itu, BPBD juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk melakukan monitoring dan pendataan dilokasi kejadian.
Hal ini bertujuan untuk menjadi acuan untuk pengambilan langkah sebagai tindakan percepatan penanganan banjir.
Baca Juga: Kubu Raya Target Pemberian Vaksin COVID-19 untuk 12 Ribu Ibu Hamil
Berdasarkan analisis InaRisk Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 11 kecamatan berada pada potensi tersebut.
Menyikapi prakiraan cuaca dari BMKG, Prakiraan awal musim hujan pada tahun ini, wilayah Sulawesi Selatan diprediksi memasukinya pada bulan September hingga November 2021.
Menghadapi musim hujan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.
Berita Terkait
-
Bencana Hidrometeorologi Mengintai: Ini 4 Ancaman yang Wajib Anda Ketahui dan Cara Menghadapinya
-
Dharma Pongrekun Bertemu Pramono di Balai Kota, Nostalgia Masa Pilkada hingga Bahas Banjir Jakarta
-
Penampakan 95 Hektar Lahan Pertanian Terendam Banjir di Ciamis
-
Tembok Gedung Dinas SDA Jaksel Jebol usai Jakarta Diguyur Hujan Deras, Air Luber ke Jalanan
-
3 Komponen Mobil yang Rawan Berkarat usai Terobos Banjir, Jangan Disepelekan
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex
-
Selvi Ananda Dua Kali Salah: Sulawesi Disebut Sumatera, Ini Reaksi Hadirin
-
Dari Lomba Masak Jadi Jutawan: Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga Ubah Kelor Jadi Cuan
-
20 Orang Jaga Sapi Kurban Presiden Prabowo! Ini Alasan Juventus Jadi Pilihan Istimewa