"Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri, dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi," paparnya.
Disamping itu, Presiden Jokowi juga memandang lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa, memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan inovasi secara berkelanjutan.
Perspektif kewirausahaan juga sangat penting. Agar perguruan tinggi bisa melakukan upaya secara berkelanjutan.
Selain memperkokoh karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila, para mahasiswa harus dididik dalam ekosistem tersebut, yaitu ekosistem yang mendorong socio-techno innopreneur, memecahkan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi secara inovatif dan berkewirausahaan.
Oleh karena itu, para mahasiswa harus difasilitasi untuk mampu bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka dan terglobalisasi. Harus mampu menjadi industriawan yang menciptakan lapangan kerja, mampu meningkatkan status sosial yang membuat dirinya naik kelas, dan menjadikan UMKM Indonesia juga naik kelas bersama-sama. Untuk memudahkan institusi kampus mewujudkan hal-hal tersebut, cara-cara baru harus dilakukan.
Baca Juga: Kekurangan Tenaga untuk Tangani Covid-19, Pemda DIY Minta Bantuan Kampus Sediakan Nakes
"Menurut saya, tugas itu akan jauh lebih ringan jika kita bersedia melakukannya dengan cara-cara baru. Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar adalah salah satu instrumen penting untuk itu. Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja, di mana saja yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Mahasiswa harus di-update dengan perkembangan terkini dan perkembangan ke depan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Pegawai Unram Hamili Mahasiswi KKN, Polda NTB Panggil 'S' Sebagai Tersangka
-
Tentara Masuk Kampus, Ancaman NKK/BKK dan Kembalinya Bayang-Bayang Rezim Soeharto
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
-
Jadi Perdebatan di X, Ini Keunggulan Kuliah di Universitas Terbuka
-
Kampus Muhammadiyah Dilarang 'Obral' Gelar Profesor Kehormatan, Abdul Mu'ti Ungkap Alasannya
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
Terkini
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini
-
Didukung BRI, Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Sukses Jangkau Pasar Internasional
-
Bertengkar dengan Istri, Pria Ini Cari Ketenangan di Jalan Tol Makassar
-
Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin