SuaraSulsel.id - Sampai hari ke-11 pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, jumlah korban yang sudah teridentifikasi sebanyak 34 orang.
Petugas terus melakukan pencarian dan mengangkat puing-puing pesawat dari dasar laut. Sekitar lokasi jatuhnya pesawat.
Selasa pagi, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta menerima 310 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Beberapa potongan jenazah korban ditemukan oleh nelayan yang sedang mencari ikan.
Nelayan penemu potongan jasad korban Sriwijaya Air mengaku diberi imbalan uang Rp 1 juta. Paling kecil Rp 500 ribu. Nelayan yang menemukan potongan jenazah mengaku berasal dari Pantai Kis, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Baca Juga: Heboh SOS di Pulau Laki via Google Maps, Polisi: Gak Ada Penduduk di Situ
Juru Parkir Pantai Kis, Suhanda membenarkan mendapatkan imbalan. Namun, ia menegaskan bahwa para nelayan tidak meminta imbalan karena berhasil membantu menemukan mayat manusia.
"Kalau dapat imbalan, istilah kita tidak meminta. Kalau emang dikasih yah diterima namanya nelayan. Minimal Rp 500 ribu - Rp 1 juta lah," ujar Suhanda saat ditemui di lokasi, Rabu (20/1/2021).
Suhanda juga mengatakan bahwa para nelayan pada awalnya tidak ada niatan untuk mencari mayat korban Sriwijaya Air SJ182. Akan tetapi, mereka berniat untuk mencari ikan.
"Kalau pencarian (mayat) di niatin sih engga. Sambil mencari ikan, nelayan nelayan ini sambil bantu bantu cari. Namun kebetulan ada di lokasi kejadian," tuturnya.
Suhanda menjelaskan para nelayan total mendapatkan tiga potongan bagian tubuh manusia yang diduga korban Sriwijaya Air SJ182. Setelah itu segera melaporkan ke petugas pencarian.
Baca Juga: Imbas Sriwijaya Air Jatuh, Ini Perintah Jokowi ke KNKT dan Kemenhub
"Ada beberapa nelayan yang dapat (potongan jenzah). Mereka ini langsung melaporkan ke petugas pencarian," tutupnya.
Berita Terkait
-
Jeritan Nelayan Bekasi: Akses Melaut Diblokade Pagar Laut, Pembongkaran saat Itu Hanya Seremonial
-
Sebut Proyek Perusak Alam Tetap Berlanjut, Warga Pulau Pari: Penyegelan Cuma Gimik!
-
Skandal Solar Subsidi Kolaka: Nelayan Menjerit, Negara Rugi Rp105 Miliar!
-
Nelayan Dumai Hadapi Perubahan Iklim dengan Teknologi PLTS dan Bioflok
-
Nelayan Menjerit! Akses Solar Subsidi Sulit, Aturan Baru Bahlil Bikin Tambah Susah?
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
Terkini
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini
-
Didukung BRI, Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Sukses Jangkau Pasar Internasional
-
Bertengkar dengan Istri, Pria Ini Cari Ketenangan di Jalan Tol Makassar
-
Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin